BAB 1
KEBUTUHAN AKAN TAKSONOMI
Di dalam buku ini, kita menggunakan
istilah tujuan (objective) untuk menyebutkan hasil belajar siswa yang telah di
rencanakan dengan sengaja. Dalam kriteria yang tepat untuk menyeleksi objek,
pengalaman dan ide-ide yang sama di buat berdasarkan prinsip-prinsip yang akan
di gunakan sebagai membedakan kategori-kategori tersebut. dalam setiap ciri-
ciri tersebut berdasarkan kategori yang telah di klasifikasikan dalam kerangka
pikir itu akan membantu guru lebih memahami apa yang telah di tempatkan dalam
kategori- kategori tersebut.
Dalam prinsip tersebut terdapat
prinsip- prinsip klasifikasinya yang mencakup ciri-ciri fisik, misalkan tempat
tinggal, dan atau lokasi temuan tulang kerangka. Taksonomi adalah sebuah
kerangka pikir khusus. Kategori-kategori merupakan kontinum dalam sebuah
taksonomi. Kontinum ini misalnya frekuensi gelombang warna. Dalam taksonomi
bloom ini hanya mempunyai satu dimensi. Sedangkan taksonomi revisi ini memiliki
dua dimensi. Dalam pengertian dua dimensi adalah proses kognitif dan pengetahuan.
Dalam dimensi pengetahuan adalah berisikan empat kategori : faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Kategori- kategori ini di anggap
merupakan kontinum dari yang konkrit sampai yang abstrak.
MENINGKATKAN
DAN MEMANFAATKAN PEMAHAMAN KITA
Dan setelah kita memahami suatu
tujuan taksonomi. Dan setelah itu para guru memahami masalh-masalah pendidikan, pengajaran, dan
proses belajar.
Hal –hal terpenting yang menyangkut masalah-masalah
tersebut :
1. Apa yang
perlu di perhatikan dan di pelajari oleh siswa dari belajar di sekolah dan
ruang kelas dalam waktu yang terbatas? (learning).
2. Bagaimana
rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level beljar
yang tinggi bagi banyak siswa? (instruction).
3. Bagaimanakah
guru memilih atau merencang instrumen- instrumen dan prosedur- prosedur asesmen
yang menghasilkan informasi akurat tentang seberapa bagus hasil belajar siswa?
(pertanyaan tentang asesmen)
4. Bagaimanakah
guru yakin bahwa tujuan, aktivitas pembelajaran dan asesmennya saling terkait
dan bersesuaian? ( pertanyaan tentang kesesuaian semua komponennya).
Dan empat pertanyaan ini akan selalu muncul dalam bab
ini dan menjadikan dasar untuk menunjukan cara menggunakan kerangka taksonomi
ini.
Tabel
Taksonomi, Tujuan, dan Alokasi Waktu Pembelajaran
Dan salah satu pertnyaan yang paling
lazim dan abadi tentang kurikulum adalah
apa menfaat belajar ( learning)? Standar-standar nasional di rumuskan
dalam pendidikan di sekarang ini di masukkan setidaknya untuk memberikan
sebagian jawaban atas pertanyaan- pertanyaan di atas. Dalam ringkasan kerangka
taksonomi pendidikan ini memang tak langsung menjelaskan manfaat belajar kepada
guru. Dan dengan membantu mereka
menerjemahkan standar-standar pendidikan ke pdalam kalimat-kalimat
sehari-hari selaras apa yang ingin
mereka capai secara pribadi.
Tabel
Taksonomi dan Pembelajaran
Setelah tujuan pembelajaran di tulis
di dalam kotak tabel taksonomi. Dua tujuan guru dalam taksonomi adalah :
1. Siswa belajar
membedakan sistem pemerintah konfederasi, federasi, dan kesatuan.
2. Siswa
belajar membedakan bilangan rasional dan bilangan irasionalnya.
Dan terlepas dari rumusan tujuan
tersebut, ketika pembelajaran di arahkan untuk mencapai tujuan- tujuan yang di
klasifikasikan sebagai analisis pengetahuan konseptual, guru akan melakukan
aktivitas- aktivitas untuk :
· Memfokuskan
perhatian siswa pada kategori- kategori dan klasifikasi- klasifikasi.
· Memberikan
contoh- contoh dan bukan contoh yang membantu siswa memasukkan sesuatu ke dalam
kategori yang tepat.
· Membantu
siswa menemukan kategori-kategori yang tepat dalam sistem klasifikasi yang
lebih besar.
· Menekankan
perbedaan-perbedaan yang relevan dan penting di antara kategori- kategori
tersebut dalam sistem klasifikasi yang lebih besar.
Tabel
taksonomi dan asesmen
Dua poin di atas juga mengantarkan
kita pada pertanyaan ke tiga. Jenis- jenis tujuan itu berbeda- beda. Untuk
melakukan asesmen itu guru dapan memahami dan mengetahui sistem-sistem dan
tujuan pemerintahan dengan tujuan pembelajaran tersebut di atas yang telah di
jelaskan tadi. Bahwa guru mampu menjelaskan dan menggambarkan sebuah
pemerintahan suatu negara imajiner.
Kesesuaian
antara Tujuan, Pembelajaran dan Asesmen
Kesesuaian ini adalah merupakan
tingkat korespondensi antara tujuan, pembelajaran, dan asesmen. Dan ketidak
sesuaian antar tujuan, pembelajaran dan asesmen dapat menimbulkan masalah-
masalah. Misalnya dalam pembelajaran yang tidak sesuai dengan asesmennya. Atau
juga kebalikannya asesmennya yang tidak sesuai dengan pembelajaran. Tabel
taksonomi ini adalah di buat dengan istilah-istilah yang sangat teliti dan
menjadikan kerangka untuk melakukan tiga perbandingan itu yang sangat akurat.
PEMBUAT
KURIKULUM VS. PELAKSANA KURIKULUM
Selama seratus tahun dari pihak yang
di ajarkan oleh guru telah pindah ke
pemerintahan. Akan tetapi kami telah sadar dengan dengan sebagian ahli
kurikulum.kami berharap baik dengan kurikulumnya di berikan kepada guru.
BAB 2
Struktu,
Spesifikasi, dan Problematika Tujuan
STRUKTUR TUJUAN
Model tujuan dalam bidang pendidikan
yang paling bnyak di pakai di dasarkan pada model Ralph Tyler (1949). Rumusan
tujuan yang paling bermanfaat adalah rumusan yang menunjukkan jenis perilaku
yang akan di ajarkan kepada siswanya dan isi pembelajaran.
Dan dalam
istilah proses kognitif untuk menggantikkan perilaku dan pengetahuan untuk isi
pembelajaran.
Isi versus Pengetahuan
Dalam literatur pendidikan, isi pembelajaran kerap
kali di bahas tetapi jarang di definisikan. Pengetahuan ini tidak bersifat
statis, tetapi berubah ketika ide-ide dan bukti- bukti baru di terima oleh
komunitas ilmuwan dalam disiplin akademis mereka. Dalam konteks ini, isi
pembelajaran adalah pengetahuan semcam itu. Oleh karenanya, kami memakai
istilah pengetahuan (buku isi) untuk menunjukkan bahwa semua di siplin ilmu
selalu berubah dan berkembang selaras dengan konsensus- konsensus anyar yang di
terima dalam di siplin-disiplin ilmu tersebut.
Perilaku versus kognitif
Mempunyai
dua alasan. Pertama, karena behaviorisme merupakan teori psikologi yang dominan
pada saat itu. Dan tujuan-tujuan belajar yang umum dan abstrak jadi lebih
spesifik dan konkret, sehingga memudahkan guru dalam mengajar dan membelajarkan
siswa. Yang kedua, berkat popularitas
manajemen berbasis tujuan, analisis tugas, dan pembelajaran yang terprogram
pada saat itu. Dan perilaku terprogram oleh tujuan- tujuan itu dalam bidang
pendidikannya. Untuk itu di jelaskan perbedaan tersebut, kami menggunakan
istilah proses kognitif sebagai perilaku kognitif dalam bidang pendidikan. Oleh
karena itu dalam tabel taksonomi berisikan dua di mensi, yaitu : empat macam
pengetahuan dan enam kategori kognitif dasar.
SPESIFIKASI TUJUAN
Pancaragam tujuan dalam bidang
pendidikan dalam pendidikan dapat di gambarkan sebagai sebuah kontinum yang
merentang dari tujuan yang sangat
khusus. Tujuan pendidikan, dan tujuan instruksional, tingkat spesifikasi
yang di sebut terakhir kemudian di kenal dengan tujuan instruksionalnya.
Tujuan
Global
Tujuan global merupakan hasil
belajar yang kopleksdan multifasit. Tiga tujuan global yang diambil di goals,
yang berisi tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan global berfungsi sebagai misi dan
visi untuk masa depan dan seruan bagi para pembuat kebijakan,pembuat kurikulum,
guru.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan global harus di perinci jadi
tujuan-tujuan yang lebih khusus dan terencana dalam praktek”nya. Salah satu
tujuan dari handbook adalah merumuskan tujuan-tujuan yang khusus buakn tujuan
global. Dan tujuan pendidikan ini untuk
menggugah imajinasi agar tidak menyulitkan guru-guru di kelas dalam mengajar.
Tujuan
Intruksional
Tujuan pendidikan secara spesifik
adalah memfokuskan pembelajaran dan ujian pada materi pelajaran yang
sangatspesifik dan sempit yang telah di pelajari oleh siswa.
Ringkasan-
ringkasan tingkat tujuan
Tujuan global menjadi visi dan
sering sekali dasar untuk menjadikan pendukung program pendidikan. Di tengah
kontinum terdapat tujuan pendidikan.
APA YANG
BUKAN TUJUAN
Manakal tujuan pendidikan tidak di
sebutkan secara gamblang sebenarnya tujuan tersebut telah di sebarkan tersirat
dalam aktivitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan tujuan, begitu pula
tes atau bentuk asesmennya lainnya bukanlah tujuan.
PERUBAHAN
KOSA KATA DALAM RUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN
Inti dari standardisasi pendidikan
adalah spesifikasi hasil belajar siswa nasional pada mata pelajaran tertentu di
setiap tingkatan kelas. Tujuan di rumuskan bukan hanya dalam kurikulum berbasis
standar, melainkan juga dalam program-program pendidikan pada tingkat provinsi
dan kabupaten untuk menentukan bahwa siswa remidial atau tidak. Dan apabila guru tak merumuskan
tujuan instruksional yang spesifik, maka guru akan membuat instrumen-instrumen
asesmen untuk memperjelas makna pembelajaran.
PROBLEMATIKA
TUJUAN
Pada bagian ini, membicarakan
sebagian masalah yang berkaitan dengan spesifikasi tujuan dengan pengajaran.
Spesifikasi
dan Insklusivitas
Tujuan pendidikan tidak memberikan
arahan yang spesifik yang di butuhkan guru untuk merencanakan, dan memudahkan
perencanaan pembelajaran siswa. Selain itu, tujuan- tujuan pendidikan memberi
ruang kepada guru untuk menafsirkan dan memilih aspek- aspek dalam tujuan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan siswa. Dan manfaat dari
tujuan pendidikan ini adalah untuk menyelaraskan kecenderungan guru dalam hal
mengambil keputusan.
Tujuan yang
kaku
Sampai batas- batas ini semua tujuan sebagai tujuan yang merupakan
tujuan ekspresif, dalam arti tak semua siswa belajar sesuatu yang sama pula.
Walaupun tidak serupa dengan ciri- ciri tujuan belajar yang ekspresif, bentuk-
bentuk yang baru ini asesmen nya jelas di maksudkan untuk mencapai tujuan-
tujuan ekspensif.
· Tujuan
Mempresentasikan Proses Belajar atau Prestasi Siswa
· Keterbatasan
Rumusan Tujuan
Kesimpulan
Bahwa tujuan untuk membantu mereka
untuk menyampaikan tujuan ini. Walaupun tujuan-tujuan merentang dari yang
sangat umum sampai yang sangat spesifik, kami akan menganjurkan penggunaan
tujuan yang moderat, yaitu tujuan pendidikan. Proses- proses belajar yang
semacam itu yang tak terprediksi berada di luar cangkupan buku. Dan secara
singkat menekankan pada rumusan- rumusan pendidikan dengan tujun belajar
kognitif yang berorientasi bagi siswa.
BAB 5
DIMENSI
PROSES KOGNITIF
Dari banyak tujuan ada dua tujuan
pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan menstransfer. Mereetens
adalah kemampuan untuk mengingat sampai jangka waktu tertentu sama seperti
materi yang telah di ajarkan. Sedangkan menstransfer adalah kemampuan untuk
menggunakan apa yang telah di pelajari guna menyelesaikan masalah- masalah yang
baru, atau memudahkan kita dalm menjawab pertanyaan yang di ajukan. Dan
memudahkan dalam memahami materi yang baru di sampaikan. Tujuan meretensi menuntut
siswa untuk selalu mengingat apa yang sudah mereka pelajari, sedangkan
menstranfer adalh menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juaga
memahami dan menggunakan apa yang sudah mereka pelajari.
Tujuan- tujuan pendidikan yang mmudahkan menubuhkan
pengingatan adalah sangat mudah untuk di rumuskan, tetapi tujuan- tujuan yang
mengembangkan kemampuan untuk menstranfer lebih sulit untuk di rumuskan, di
ajarkan , dan di akses.
TIGA MACAM
HASIL BELAJAR
Kita terlebih
dahulu akan secara singkat dan ringkas membicarakan tiga skenario belajar.
Skenario belajar yang pertama adalah tidak ada aktivitas belajar , skenario
yang kedua adalah belajar menghafal, dan skenario yang ke tiga adalah belajar
yang bermakna.
· Tiada Aktivitas belajar
· Belajar
Menghafal
· Belajar Yang
Bermakna
Belajar yang bermakna ini akan menghasilkan ataupun
menghadirkan pengetahuan dan proses- proses kognitif yang siswa butuhkan untuk
menyelesaikan masalah.
BELAJAR YANG
BERMAKNA ADALAH MENGKONTRUKSI KERANGKA
PENGETAHUAN
Fokus pembelajaran bermakna sesuai dengan pandangan
bahwa belajar adalah mengkontruksikan pengetahuan, yang ada di dalamnya adalah
siswa mampu memahami pengalaman- pengalaman mereka.
Pembelajaran kontruksi ini di pandang sangat penting
dalam tujuan pendidikan ini. Syarat dalam pengetahuan kontruksi ini adalah
bukan sekedar memberikan pengetahuan ataupun materi saja namun juga memahami
pengetahuan nya. Dan bukan hanya mengenali dan mengingat pengetahuan faktual
dengan pertanyaan – pertanyaan saja.
PROSES
KOGNITIF DALAM MERETENSI DAN MENSTRANFER
KATEGORI-
KATEGORI DALAM DIMENSI PROSES KOGNITIF
1. MENGINGAT
·
Mengenali
·
Mengingat
kembali
2. MEMAHAMI
o Menafsirkan
· Mencontohkan
· Mengklasifikasian
· Merangkum
· Menyimpulkan
· Membandingkan
· Menjelaskan
3. MENGAPLIKASIKAN
·
Mengeksekusi
·
Mengimplementasikan
4. MENGANALISIS
· Membedakan
·
Mengorganisasi
·
Mengatribusikan
5. MENGEVALUASI
·
Memeriksa
·
Mengkritik
6. MENCIPTA
·
Merumuskan
·
Merencanakan
·
Memproduksi
PROSES
KOGNITIF YANG KONTEKSTUAL DAN TIDAK KONSTEKTUAL
CONTOH
TUJUAN PENDIDIKAN YANG KONTEKSTUAL
·
Mengingat
Apa yang Telah Dipelajari
·
Memahami dan
Menggunakan Apa yang Dipelajari
Kesimpulan
Tujun pokok dari bab ini adalah
membahas bagaimana mengajar dan mengakses dapat di perluas sehingga melampaui
proses kognitif mengingat.
BAB 9
SKETSA
PEMBELAJARAN MACBETH
TUJUAN
Tujuan utama unit pelajaran ini
adalah siswa belajar menangkap relevansi karya sastra seperti Macbeth dengan
kehidupan mereka sendiri. Tujuan dari sekundernya adalah siswa mampu mengingat
bagian- bagian terpenting dari drama ini.
AKTIVITAS-
AKTIVITA PEMBELAJARAN
- Aktivitas Pendahuluan
Pada hari pertama kita memfokuskan
pada sebagian konsep dari sebuah drama macbeth ini.
- Aktivitas – aktivitas yang Berkaitan dengan Babak I
Meminta siswa untuk menulis sinopsis
setiap adegan. Dan kemudian membuka diskusi
- Aktivitas- aktvitas yang Berkaitan dengan Babak II
Dan disini di harapkan kepada siswa
agar mencatat drama tersebut yang telah di tonton. Pertemuan ini diisi dengan
pembacaan drama dan diskusi lagi menggunakan pertanyaan – pertanyaan untuk
mengarahkan diskusi.
- Aktivitas- aktivitas yang berkaitan dengan Babak III
Dan di sini siswa harus bisa
memprediksikan tentang drama tersebut. setelah selesai ini lalu di baca dan di
diskusikan kembali. Dan untuk dapat mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang
mengarah ke drama tersebut.
- Aktivitas- aktivitas yang Berkaitan dengan Babak IV
Oleh karenanya waktu di babak III ke
Babak IV jaraknya cukup lama, maka disini akan di ulas kembali dari 3 babak
sebelumnya sebelum di lanjutkan ke babak ke IV.
- Aktivitas- aktivitas yang Berkaitan dengan Babak V
Di dalam Babak V ini berisi banyak adegan
pendek di dalam drama yang masing- masing berupa akting yang rumit yang
melibatkan benyak sekali tokoh figuran, siswa di sini sangat menikmati adegan
yang cepat sampai tamat.
ASESMEN
Tugas asesmen pokoknya adalah proyek
kelompok yang nanti di presentasikan di depan kelas.
KOMENTAR
PENUTUP
Pada bagian ini kami akan memilih
dan mengomentari sketsa pembelajaran Macbeth dengan 4 pertanyaan pokok :
1. Pertanyaan
tentang Pembelajaran
2. Pertanyaan
tentang Intruksi
3. Pertanyaan
tentang Asesmen
4. Pertanyaan
tentang Kesesuaiannya
PERTANYAAN –
PERTANYAAN PENUTUP
Ada dua
pertanyaan penting yang wajib di tanyakan :
1. Apa peran
kategori- kategori proses kognitif yang
lebih kompleks dalam menumbuhkan pengetahuan konseptual?
2. Apa
kelebihan dan keurangan dari kebebasan siswa memilih aktivitas pembelajaran dan
tugas asesmen?
BAB 14
MENGURAI MASALAH-MASALAH PELIK DALAM
PEMBELAJARAN DI KELAS
Bahwa taksonomi edisi baru ini yang
telah di revisi memberi banyak manfaat. Dua kesimpilan di antaranya bertalian
dengan pertanyaan tentang pembelajaran.
Transfer dan retensi adalah dua
tujuan pembelajaran yang penting.
Proses- proses kognitif berbeda – beda, demikian pula
jenis-jenis pengetahuannya.
Dua kesimpulan yang berhubungan dengan pertanyaan
tentang intruksi.
1. Jenis- jeni
pengetahuan tertentu biasanya berpasangan dengan proses- proses kognitif
tertentu.
2. Ketidak
mampuan dalam menentukan aktivitas- aktivitas pembelajaran dan tujuan- tujuan
pendidikan yang dapat mempengaruhi sifat negatif bagi pembelajaran siswa.
Dua kesimpulan berkaitan dengan pertanyaan tentang
asesmen
1. Asesmen
mempunyai beragam tujuan, dua tujuan
pokok di antaranya adalah bertujuan meningkatkan pembelajran bagi siswa dan
yang ke dua adalah menilai pembelajaran siswa seberapa siswa dalam
pembelajaran.
2. Asesmen
eksternal berpengaruh positif dan negatif dalam pembelajaran di kelas.
Tiga kesimpulan yang terkait dengan pertanyaan tentang
kesesuaiannya.
1. Jika
asesmennya tidak sesuai dengan tujuan, asesmennya tidak dapat memberi bukti
yang jelas tentang pembelajaran siswa yang di inginkan.
2. Apabila
aktivitas- aktivitas tidak sesuai dengan asesmen maka hasil asesmennya yang
mungkin terjadi menunjukkan bahwa pembelajaran tidak efektif.
3. Kalau
aktivitas- aktivitas pembelajaran tidak bersesuai dengan tujuan, siswa terlibat
aktif dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran itu, siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran, akan tetapi tidak mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.
KESIMPULAN
PERIHAL PEMBELAJARAN
1.Menggunakan Proses- proses Kognitif yang Kompleks
untuk Mencapai Tujuan- tujuan yang sederhana.
2.Signifikasi penggunaan kategori- kategori proses kognitif
yang kompleks
3.Manfaat Tabel Taksonomi
4.Memilih Jenis Pengetahuan
5.Signifikasi penggunaan jenis- jenis pengetahuan.
KESIMPULAN
PERIHAL PEMBELAJARAN
Memahami Hubungan antara Jenis Pengetahuan dan Proses
Kognitif
Signifikasi pemahaman tentang hubungan antara jenis
pengetahuan dan kategori proses kognitif.
Manfaat taksonomi
Membedakan Aktivitas dan Tujuan Pembelajaran
Perlunya membedakan antara aktivitas dan tujuan
pembelajaran
KESIMPULAN
PERIHAL ASESMEN
Menggunakan Asesmen Sumatif dan Asesmen Formatif
Signitifikasi penggunaan asesmen sumatif dan asesmen
formatif
Menghadapi Asesmen Eksternal
Signitifikasi perhatian pada asesmen eksternal.
KESIMPULAN
PERIHAL KESESUAIAN ANTARA TUJUAN,
AKTIVITAS PEMBELAJARAN, DAN ASESMEN
Menyesuaikan Asesmen dengan Tujuan
Penyesuaian Aktivitas- aktivitas Pembelajaran dan
Asesmen
Penyesuaian Aktivitas- aktivitas Pembelajaran dengan
Tujuan
KOMENTAR
AKHIR
Penyesuaian ini melibatkan perpaduan
antara jenis pengetahuan dan proses kognitif untuk meningkatkan pembelajaran
siswa.
MASALAH-
MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN
Setiap orang dari kami mengerahkan
upaya terbaik dengan pendekatan yang telah di pilih dengan menyadari aspek-
aspek yang menjadikkab kerangka pikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar